Daftar nama siswa Semester Pendek
klik aja
http://www.ziddu.com/download/17712497/SiswaSP.xlsx.html
jika ada masalah hubungi bapak ya.
Terimakasih.
Harap maklum jika terjadi kesalahan.
Selasa, 06 Desember 2011
Kamis, 17 November 2011
Membaca Cepat
Membaca cepat adalah kecakapan membaca dan memahami teks dalam tingkatan tinggi.
Rumus membaca cepat, membuat intisari bacaan, menulis surat resmi, dan kata ulang
Menemukan gagasan utama dari suatu bacaan dengan membaca cepat dan mengungkapkan serta membahasnya
Setiap orang mempunyai kecepatan dan kecerdasan yang berbeda-beda. Adakalanya mempunyai kecepatan membaca 150kpm (kata per menit). Ada juga yang 200-500 kpm. Semua itu dengan pemahaman 70%. Untuk menghitung kecepatan seseorang dalam membaca gunakan rumus dasar di bawah ini!
Setiap orang mempunyai kecepatan dan kecerdasan yang berbeda-beda. Adakalanya mempunyai kecepatan membaca 150kpm (kata per menit). Ada juga yang 200-500 kpm. Semua itu dengan pemahaman 70%. Untuk menghitung kecepatan seseorang dalam membaca gunakan rumus dasar di bawah ini!
Rumus Membaca Cepat:
jumlah kata yang dibaca/jumlah detik yang dibaca x 60 = jumlah kpm
Misalnya: anda membaca 1.600 kata. Waktu yang digunakan 200 detik, maka kecepatannya
1600/200 x 60 = 8 x 60 = 480 kpm
Untuk menghitung jumlah kata dalam bacaan caranya hitunglah jumlah kata dalam lima baris. Jumlah kata dibagi lima. Hasilnya adalah rata-rata per baris. Kemudian hitunglah jumlah baris yang and abaca dan kalikan rata-rata. Misalnya:
Jumlah kata per baris rata-rata 10
Jumlah baris yang dibaca 60
Jumlah kata yang dibaca: 10 x 60 = 600 kata
jumlah kata yang dibaca/jumlah detik yang dibaca x 60 = jumlah kpm
Misalnya: anda membaca 1.600 kata. Waktu yang digunakan 200 detik, maka kecepatannya
1600/200 x 60 = 8 x 60 = 480 kpm
Untuk menghitung jumlah kata dalam bacaan caranya hitunglah jumlah kata dalam lima baris. Jumlah kata dibagi lima. Hasilnya adalah rata-rata per baris. Kemudian hitunglah jumlah baris yang and abaca dan kalikan rata-rata. Misalnya:
Jumlah kata per baris rata-rata 10
Jumlah baris yang dibaca 60
Jumlah kata yang dibaca: 10 x 60 = 600 kata
Membaca cepat adalah kecakapan membaca dan memahami teks dalam tingkatan tinggi.
Rata-rata orang dengan pendidikan setingkat sekolah tinggi membaca sekitar 300 kata per menit, berarti bahan itu tidaklah bersifat teknis. Di sisi lain, pembaca cepat dapat membaca lebih dari 1000 kata per menit.
Pengukuran membaca cepat baru sangat berarti bila digabungkan dengan informasi seberapa tinggi pemahaman teks itu oleh pembacanya. Diketahui bahwa orang dengan kemampuan membaca cepat yang lebih tinggi juga memiliki pemahaman yang lebih tinggi. Malahan yang mengejutkan, seseorang biasanya memperbaiki pemahamannya seiring dengan kemampuan membaca cepatnya.
Ada beberapa faktor yang menghambat membaca cepat:
1. Kosakata yang kurang
2. Regresi - membaca kembali bahan yang sama secara berulang
3. Subvokalisasi - melafalkan kata di pikiran ketika membacanya
4. Persepsi yang salah - bisa karena gerakan mata yang salah atau masa persepsi yang lambat
Kebanyakan pembaca sambil lalu dapat meningkatkan keterampilan membacanya 2-3 kali dengan mempraktekkan membaca cepat.
Membaca Memindai adalah membaca untuk menemukan informasi secara cepat dan tepat biasanya sering dimanfaatkan untuk melihat jadwal pelajaran,mencari kata dalam kamus,dll
Rata-rata orang dengan pendidikan setingkat sekolah tinggi membaca sekitar 300 kata per menit, berarti bahan itu tidaklah bersifat teknis. Di sisi lain, pembaca cepat dapat membaca lebih dari 1000 kata per menit.
Pengukuran membaca cepat baru sangat berarti bila digabungkan dengan informasi seberapa tinggi pemahaman teks itu oleh pembacanya. Diketahui bahwa orang dengan kemampuan membaca cepat yang lebih tinggi juga memiliki pemahaman yang lebih tinggi. Malahan yang mengejutkan, seseorang biasanya memperbaiki pemahamannya seiring dengan kemampuan membaca cepatnya.
Ada beberapa faktor yang menghambat membaca cepat:
1. Kosakata yang kurang
2. Regresi - membaca kembali bahan yang sama secara berulang
3. Subvokalisasi - melafalkan kata di pikiran ketika membacanya
4. Persepsi yang salah - bisa karena gerakan mata yang salah atau masa persepsi yang lambat
Kebanyakan pembaca sambil lalu dapat meningkatkan keterampilan membacanya 2-3 kali dengan mempraktekkan membaca cepat.
Membaca Memindai adalah membaca untuk menemukan informasi secara cepat dan tepat biasanya sering dimanfaatkan untuk melihat jadwal pelajaran,mencari kata dalam kamus,dll
Bagaimana meningkatkan kecepatan membaca? Bila kemampuan membaca Anda dirasa kurang memadai, coba ikuti cara berikut.
1. Setiap kali membaca, jangan membaca kata demi kata. Biasakan membaca pada kelompok- kelompok kata.
2. Jangan mengulang-ulang kata atau kalimat yang telah dibaca. Jika ragu mengenai makna atau maksud kata tertentu, teruskan saja. Makna tersebut nanti akan ketemu dengan sendirinya.
3. Jangan selalu berhenti lama di awal baris atau kalimat. Ini akan memutuskan hubungan makna antarkalimat atau antarparagraf. Ini bisa membuat Anda lupa pada yang baru dibaca. Berhentilah agak lama di akhir bab, subbab, atau bila ada judul baru.
4. Cari kata-kata kunci yang menjadi tanda awal adanya gagasan utama sebuah kalimat.
5. Abaikan kata-kata tugas yang sifatnya berulang-ulang, misalnya yang, di, dari, pada, dll.
6. Jika bacaan berbentuk kolom kecil seperti surat kabar, arah gerak mata ke bawah atau vertikal.
Jika Anda membaca surat kabar, cara di atas bisa diterapkan. Tujuannya untuk mendapatkan sari berita atau informasi pokok saja. Setidaknya, untuk menemukan berita yang penting untuk dibaca. Bayangkan seandainya seluruh informasi di surat kabar dibaca perkata, apalagi jika tujuannya hanya untuk menemukan satu berita penting.(mencari alamat dan nomor telepone)
Di samping itu, membaca karya sastra (puisi atau cerita) dengan tujuan untuk meperoleh pemahaman komprehensif, tidak tepat jika menerapkan cara-cara membaca cepat. Memahami sebuah karya sastra justru dianjurkan membaca berulang-ulang agar diperoleh pemahaman yang mendalam.
1. Setiap kali membaca, jangan membaca kata demi kata. Biasakan membaca pada kelompok- kelompok kata.
2. Jangan mengulang-ulang kata atau kalimat yang telah dibaca. Jika ragu mengenai makna atau maksud kata tertentu, teruskan saja. Makna tersebut nanti akan ketemu dengan sendirinya.
3. Jangan selalu berhenti lama di awal baris atau kalimat. Ini akan memutuskan hubungan makna antarkalimat atau antarparagraf. Ini bisa membuat Anda lupa pada yang baru dibaca. Berhentilah agak lama di akhir bab, subbab, atau bila ada judul baru.
4. Cari kata-kata kunci yang menjadi tanda awal adanya gagasan utama sebuah kalimat.
5. Abaikan kata-kata tugas yang sifatnya berulang-ulang, misalnya yang, di, dari, pada, dll.
6. Jika bacaan berbentuk kolom kecil seperti surat kabar, arah gerak mata ke bawah atau vertikal.
Jika Anda membaca surat kabar, cara di atas bisa diterapkan. Tujuannya untuk mendapatkan sari berita atau informasi pokok saja. Setidaknya, untuk menemukan berita yang penting untuk dibaca. Bayangkan seandainya seluruh informasi di surat kabar dibaca perkata, apalagi jika tujuannya hanya untuk menemukan satu berita penting.(mencari alamat dan nomor telepone)
Di samping itu, membaca karya sastra (puisi atau cerita) dengan tujuan untuk meperoleh pemahaman komprehensif, tidak tepat jika menerapkan cara-cara membaca cepat. Memahami sebuah karya sastra justru dianjurkan membaca berulang-ulang agar diperoleh pemahaman yang mendalam.
Paragraf dan Macamnya
Definisi Paragraf :
Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Demikian pula dengan paragraf berikutnya mengikuti penyajian seperti paragraf pertama.
§ Syarat sebuah paragraf
Di setiap paragraf harus memuat dua bagian penting, yakni :
1. Kalimat Pokok
Biasanya diletakkan pada awal paragraf, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian tengah maupun akhir paragraf. Kalimat pokok adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan dari sebuah paragraf. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat lainnya dalam bentuk kalimat penjelas.
2. Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan tambahan atau detail rincian dari kalimat pokok suatu paragraf.
§ Bagian – Bagian Suatu Paragraf yang Baik
1. Terdapat ide atau gagasan yang menarik dan diperlukan untuk merangkai keseluruhan tulisan.
2. Kalimat yang satu dengan yang lain saling berkaitan dan berhubungan dengan wajar.
§ Syarat paragraf agar menjadi padu ada tiga, yaitu
1. Kepaduan paragraf
Terdapat dua jenis kata penghubung, yaitu kata penghubung intrakalimat dan kata penghubung antarkalimat. Kata penghubung intrakalimat adalah kata yang menghubungkan anak kalimat dan induk kalimat, sedangkan kata penghubung antarkalimat adalah kata yang meghubungkan kalimat yang satu dengan yang lainnya.
Contoh :
§ penghubung intrakalimat : karena, sehingga, tetapi, sedangkan, apabila, jika , maka, dan lain – lain.
§ Penghubung antarkalimat : Oleh karena itu, jadi, kemudian, selanjutnya, bahkan, dan lain – lain.
2. Kesatuan paragraf
Kalimat utama yang diletakkan di awal paragraf dinamakn Paragraf deduktif, sedngkan di akhir paragraf disebut paragraf induktif
3. Kelengkapan paragraf
Terdapat kalimat penjelas secara lengkap
Macam-macam Paragraf.
1. Paragraf Narasi artinya paragraf yang berisi cerita. Narasi artinya cerita. Tujuannya adalah menceritakan sesuatu. Ada beberapa cara mengembangkan paragraf narasi:
1. Pola hubungan kejadian dan runtun peristiwa
2. pola hubungan mula dan akhir
Pola hubungan kejadian dan runtun peristiwa menggambarkan suatu peristiwa menurut rangkaian kejadian dan urutan peristiwanya.
Contoh:
Kubuka peralatan kerjaku di bagian sortir, dan mulailah aku bekerjahingga istirahat pukul 12.00. Lima jam bekerja membuat pinggangku selalu terasa pegal. Satu jam istirahat aku gunakan untuk makan, salat, dan berbaring sejenak. Pukul empat, aku menyudahi pekerjaanku untuk memburu bus yang akan membawaku pulang.
Kata berwarna hijau di atas menunjukkan urutan kejadian atau peristiwa.
Pola hubungan mula dan akhir penekanannya pada penjelasan "mula-mulanya" dan "akhirnya".
Contoh:
Prosesnya cukup cepat. Mula-mula saya menyiapkan naskahnya. Naskah itu lalu saya bawa ke bagian peneriamaan naskah. Kemudian,saya mendiskusikan dengan Pak Broto mengenai bentuk akhir majalah.Selanjutnya, naskah yang sudah diatur tata letaknya dibawa ke bagian percetakan. Akhirnya, kita tinggal menunggu hasilnya.
Kata berwarna hijau di atas menunjukkan pola urutan mula dan akhir.
1. Pola hubungan kejadian dan runtun peristiwa
2. pola hubungan mula dan akhir
Pola hubungan kejadian dan runtun peristiwa menggambarkan suatu peristiwa menurut rangkaian kejadian dan urutan peristiwanya.
Contoh:
Kubuka peralatan kerjaku di bagian sortir, dan mulailah aku bekerjahingga istirahat pukul 12.00. Lima jam bekerja membuat pinggangku selalu terasa pegal. Satu jam istirahat aku gunakan untuk makan, salat, dan berbaring sejenak. Pukul empat, aku menyudahi pekerjaanku untuk memburu bus yang akan membawaku pulang.
Kata berwarna hijau di atas menunjukkan urutan kejadian atau peristiwa.
Pola hubungan mula dan akhir penekanannya pada penjelasan "mula-mulanya" dan "akhirnya".
Contoh:
Prosesnya cukup cepat. Mula-mula saya menyiapkan naskahnya. Naskah itu lalu saya bawa ke bagian peneriamaan naskah. Kemudian,saya mendiskusikan dengan Pak Broto mengenai bentuk akhir majalah.Selanjutnya, naskah yang sudah diatur tata letaknya dibawa ke bagian percetakan. Akhirnya, kita tinggal menunggu hasilnya.
Kata berwarna hijau di atas menunjukkan pola urutan mula dan akhir.
2. Paragraf deskripsi bertujuan menggambarkan objek sedemikian rupa sehingga seolah-olah pembaca melihat sendiri objek tersebut. paragraf deskripsi sasarannya adalah pancaindera pembaca. Pembaca diajak membayangkan indahnya, harumnya, enaknya, lucunya, kotornya, atau lezatnya sesuatu.
Paragraf deskripsi dibedakan menjadi dua:
1. Paragraf deskripsi objektif
2. Paragraf deskripsi subjektif
Paragraf deskripsi objektif dalam pengembangannya tidak disertai opini penulis, hanya disajikan fakta-fakta atau gambaran ciri-ciri objek. Sedangkan dalam paragraf deskripsi subjektif penggambaran objek disertai opini penulis.
Contoh:
Jika diumpamakan permata, pesona Pantai Nusa Penida bak mutiara yang memantulkan cahaya putih kekuning-kuningan. Namun, jika diibaratkan gadis maka pesonanya laksana sosok perawan kencur. Itulah sesungguhnya kata yang paling tepat untuk menggambarkan pesona Pantai Nusa Penida. Maklum, pulau yang terletak di sebelah selatan Pulau Bali itu memiliki hamparan pantai berpasir putih kekuning-kuningan. Dari Denpasar, Nusa Penida bisa ditempuh 1,5 jam melalui jalan darat dan menumpang kapal motor sekitar 35 menit dari pelabuhan Padangbai.
3. Paragraf eksposisi ditulis dengan tujuan untuk menerangkan suatu topik kepada pembaca. Untuk memahaminya, pembaca perlu proses berpikir dan melibakan pengetahuan. Apa ciri-ciri yang menonjol dari sebuah paragraf eksposisi?
Paragraf eksposisi umumnya menjawab pertanyaan apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana.
Ada beberapa jenis paragraf eksposisi:
1. Eksposisi berita, berisi pemberitaan mengenai suatu kejadian. Jenis ini banyak ditemukan pada surat kabar.
2. Eksposisi ilustrasi, pengembangannya menggunakan gambaran sederhana atau bentuk konkret dari suatu ide. Mengilustrasikan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan sifat. Biasanya menggunakan frase penghubung "seperti ilustrasi berikut ini, dapat diilustrasikan seperti, seperti, bagaikan."
3. Eksposisi proses, sering ditemukan dalam buku-buku petunjuk pembuatan, penggunaan, atau cara-cara tertentu.
4. Eksposisi perbandingan, dalam hal ini penulis mencoba menerangkan ide dalam kalimat utama dengan cara membandingkannya dengan hal lain.
Paragraf deskripsi dibedakan menjadi dua:
1. Paragraf deskripsi objektif
2. Paragraf deskripsi subjektif
Paragraf deskripsi objektif dalam pengembangannya tidak disertai opini penulis, hanya disajikan fakta-fakta atau gambaran ciri-ciri objek. Sedangkan dalam paragraf deskripsi subjektif penggambaran objek disertai opini penulis.
Contoh:
Jika diumpamakan permata, pesona Pantai Nusa Penida bak mutiara yang memantulkan cahaya putih kekuning-kuningan. Namun, jika diibaratkan gadis maka pesonanya laksana sosok perawan kencur. Itulah sesungguhnya kata yang paling tepat untuk menggambarkan pesona Pantai Nusa Penida. Maklum, pulau yang terletak di sebelah selatan Pulau Bali itu memiliki hamparan pantai berpasir putih kekuning-kuningan. Dari Denpasar, Nusa Penida bisa ditempuh 1,5 jam melalui jalan darat dan menumpang kapal motor sekitar 35 menit dari pelabuhan Padangbai.
3. Paragraf eksposisi ditulis dengan tujuan untuk menerangkan suatu topik kepada pembaca. Untuk memahaminya, pembaca perlu proses berpikir dan melibakan pengetahuan. Apa ciri-ciri yang menonjol dari sebuah paragraf eksposisi?
Paragraf eksposisi umumnya menjawab pertanyaan apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana.
Ada beberapa jenis paragraf eksposisi:
1. Eksposisi berita, berisi pemberitaan mengenai suatu kejadian. Jenis ini banyak ditemukan pada surat kabar.
2. Eksposisi ilustrasi, pengembangannya menggunakan gambaran sederhana atau bentuk konkret dari suatu ide. Mengilustrasikan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan sifat. Biasanya menggunakan frase penghubung "seperti ilustrasi berikut ini, dapat diilustrasikan seperti, seperti, bagaikan."
3. Eksposisi proses, sering ditemukan dalam buku-buku petunjuk pembuatan, penggunaan, atau cara-cara tertentu.
4. Eksposisi perbandingan, dalam hal ini penulis mencoba menerangkan ide dalam kalimat utama dengan cara membandingkannya dengan hal lain.
4. Argumentasi (Pendapat)
Argumentasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk[rujukan?] pembaca. Dalam penulisan argumentasi isi dapat berupa penjelasan, pembuktian, alasan, maupun ulasan obyektif dimana disertakan contoh, analogi, dan sebab akibat.
Argumentasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk[rujukan?] pembaca. Dalam penulisan argumentasi isi dapat berupa penjelasan, pembuktian, alasan, maupun ulasan obyektif dimana disertakan contoh, analogi, dan sebab akibat.
5. Persuasi
Karangan persuasi merupakan karangan yang bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Karangan ini biasanya berisi ide, gagasan, atau pendapat penulis disertai imbauan atau ajakan kepada orang lain, dimana pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa gerakan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya dan pembaca yakin bahwa ide, gagasan atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Oleh karena itu, biasanya disertai penjelasan dan fakta atau bukti (benar-benar terjadi) sehingga meyakinkan dan dapat mempengaruhi pembaca. Pendekatan yang dipakai dalam persuasi adalah pendekatan emotif yang berusaha membangkitkan dan merangsang emosi.
Contoh tema yang tepat untuk persuasi:
• Katakan “tidak” pada NARKOBA
• Hemat energi demi generasi mendatang
• Hutan sahabat kita
• Hidup sehat tanpa rokok
• Membaca memperluas cakrawala
Langkah-langkah menyusun persuasi:
• Menentukan topik atau tema
• Merumuskan tujuan
• Mengumpulkan data dari berbagai sumber
• Menyusun kerangka karangan
• Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi
Ciri-ciri paragraf persuasi:
• Ada bujukan atau ajakan untuk berbuat sesuatu
• Persuasi bertolak dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.
• Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya
• Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan antara penulis dengan pembaca.
• Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.
• Persuasi memerlukan fakta dan data
Karangan persuasi merupakan karangan yang bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Karangan ini biasanya berisi ide, gagasan, atau pendapat penulis disertai imbauan atau ajakan kepada orang lain, dimana pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa gerakan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya dan pembaca yakin bahwa ide, gagasan atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Oleh karena itu, biasanya disertai penjelasan dan fakta atau bukti (benar-benar terjadi) sehingga meyakinkan dan dapat mempengaruhi pembaca. Pendekatan yang dipakai dalam persuasi adalah pendekatan emotif yang berusaha membangkitkan dan merangsang emosi.
Contoh tema yang tepat untuk persuasi:
• Katakan “tidak” pada NARKOBA
• Hemat energi demi generasi mendatang
• Hutan sahabat kita
• Hidup sehat tanpa rokok
• Membaca memperluas cakrawala
Langkah-langkah menyusun persuasi:
• Menentukan topik atau tema
• Merumuskan tujuan
• Mengumpulkan data dari berbagai sumber
• Menyusun kerangka karangan
• Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi
Ciri-ciri paragraf persuasi:
• Ada bujukan atau ajakan untuk berbuat sesuatu
• Persuasi bertolak dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.
• Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya
• Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan antara penulis dengan pembaca.
• Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.
• Persuasi memerlukan fakta dan data
atau klik link dibawah ini...
Materi Diskusi
Diskusi merupakan pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah
Diskusi panel diskusi yg dilakukan oleh sekelompok orang (yg disebut panel) yg membahas suatu topik yg menjadi perhatian umum di hadapan khalayak, pendengar (siaran radio), atau penonton (siaran televisi), khalayak diberi kesempatan untuk bertanya atau memberikan pendapat;
ber·dis·ku·si v mengadakan diskusi; bertukar pikiran: mereka ~ mengenai ketahanan nasional;
men·dis·ku·si·kan v membicarakan sesuatu dl diskusi: para peserta seminar sedang ~ masalah pembinaan generasi muda
Diskusi panel diskusi yg dilakukan oleh sekelompok orang (yg disebut panel) yg membahas suatu topik yg menjadi perhatian umum di hadapan khalayak, pendengar (siaran radio), atau penonton (siaran televisi), khalayak diberi kesempatan untuk bertanya atau memberikan pendapat;
ber·dis·ku·si v mengadakan diskusi; bertukar pikiran: mereka ~ mengenai ketahanan nasional;
men·dis·ku·si·kan v membicarakan sesuatu dl diskusi: para peserta seminar sedang ~ masalah pembinaan generasi muda
Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih/kelompok. Biasanyakomunikasi antara mereka/kelompok tersebut berupa salah satu ilmu atau pengetahuan dasar yang akhirnya akan memberikan rasa pemahaman yang baik dan benar. Diskusi bisa berupa apa saja yang awalnya disebut topik. Dari topik inilah diskusi berkembang dan diperbincangkan yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu pemahaman dari topik tersebut.
Macam diskusi
1. Seminar
2. Sarasehan/Simposium
Pertemuan yang diselenggarakan untuk mendengarkan pendapat prasaran para ahli mengenai suatu hal/masalah dalam bidang tertentu
3. Lokakarya/Sanggar Kerja
4. Santiaji
5. Muktamar
6. Konferensi
Pertemuan untuk berdiskusi mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama
7. Diskusi Panel
Diskusi yang dilangsungkan oleh panelis dan disaksikan/dihadiri oleh beberapa pendengar, serta diatur oleh seorang moderator
8. Diskusi Kelompok
Penyelesaian masalah dengan melibat kan kelompok-kelompok kecil
Rabu, 16 November 2011
Hikayat dan Contohnya
Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa yang berisikan tentang kisah, cerita, dongeng maupun sejarah. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama. Salah satu hikayat yang populer di Riau adalah Yong Dolah
Contoh Hikayat
Hikayat Amir
Dahulu kala di Sumatra, hiduplah seorang saudagar yang bernama Syah Alam. Syah Alam mempunyai seorang anak bernama Amir. Amir tidak uangnya dengan baik. Setiap hari dia membelanjakan uang yang diberi ayahnya. Karena sayangnya pada Amir, Syah Alam tidak pernah memarahinya. Syah Alam hanya bisa mengelus dada.
Lama-kelamaan Syah Alam jatuh sakit. Semakin hari sakitnya semakin parah. Banyak uang yang dikeluarkan untuk pengobatan, tetapi tidak kunjung sembuh. Akhirnya mereka jatuh miskin.
Penyakit Syah Alam semakin parah. Sebelum meninggal, Syah Alam berkata”Amir, Ayah tidak bisa memberikan apa-apa lagi padamu. Engkau harus bisa membangun usaha lagi seperti Ayah dulu. Jangan kau gunakan waktumu sia-sia. Bekerjalah yang giat, pergi dari rumah.Usahakan engkau terlihat oleh bulan, jangan terlihat oleh matahari.”
”Ya, Ayah. Aku akan turuti nasihatmu.”
Sesaat setelah Syah Amir meninggal, ibu Amir juga sakit parah dan akhirnya meninggal. Sejak itu Amir bertekad untuk mencari pekerjaan. Ia teringat nasihat ayahnya agar tidak terlihat matahari, tetapi terlihat bulan. Oleh sebab itu, kemana-mana ia selalu memakai payung.
Pada suatu hari, Amir bertmu dengan Nasrudin, seorang menteri yang pandai. Nasarudin sangat heran dengan pemuda yang selalu memakai payung itu. Nasarudin bertanya kenapa dia berbuat demikian.
Amir bercerita alasannya berbuat demikian. Nasarudin tertawa. Nasarudin berujar, ” Begini, ya., Amir. Bukan begitu maksud pesan ayahmu dulu. Akan tetapi, pergilah sebelum matahari terbit dan pulanglah sebelum malam. Jadi, tidak mengapa engkau terkena sinar matahari. ”
Setelah memberi nasihat, Nasarudin pun memberi pijaman uang kepada Amir. Amir disuruhnya berdagang sebagaimana dilakukan ayahnya dulu.
Amir lalu berjualan makanan dan minuman. Ia berjualan siang dan malam.Pada siang hari, Amir menjajakan makanan, seperti nasi kapau, lemang, dan es limau. Malam harinya ia berjualan martabak, sekoteng, dan nasi goreng. Lama-kelamaan usaha Amir semakin maju. Sejak it, Amir menjadi saudagar kaya.
Sumber : Bina Bahasa dan Sastra Indonesia kelas IV: Erlangga
HIKYAT ABUNAWAS
Syahdan,disuatu masa hidup seorang laki2 yang punya sifat kikir (pelit).ia mempunyai sebuah rumah yang cukup besar.didalam rumah itu dia tinggal bersama seorang istri dan 3 orang anaknya yang masih kecil2.laki2 ini merasa rumahnya sudah sangat sempit dengan keberadaannya dan keluarganya.namun,untuk memperluas rumahnya,sang lelaki merasa sayang untuk mengeluarkan uang.ia putar otak bagaimana caranya agar ia bisa memperluas rumahnya tanpa mengeluarkan banyak.akhirnya,ia mendatangi abunawas,seorang cerdik dikampungnya.pergilah ia menuju rumah abu nawas.
si lelaki : “salam hai abunawas,semoga engkau selamat sejahtera.”
si lelaki : “salam hai abunawas,semoga engkau selamat sejahtera.”
abu nawas : “salam juga untukmu hai orang asing,ada apa gerangan kamu mendatangi kediamanku yang reot ini ?”
si lelaki lalu menceritakan masalah yang ia hadapi.abunawas mendengar dengan seksama.setelah si lelaki selesai bercerita,abunawas tampak tepekur sesaat,tersenyum,lalu ia berkata :
“hai fulan,jika kamu menghendaki kediaman yang lebih luas,belilah sepasang ayam,jantan dan betina,lalu buatkan kandang didalam rumahmu.3 hari lagi kau lapor padaku bagaimana keadaan rumahmu.”
si lelaki bingung,apa hubungannya ayam dengan luas rumah,tapi ia tak membantah.sepulang dari rumah abunawas,ia membeli sepasang ayam,lalu membuatkan kandang untuk ayamnya didalam rumah.
3 hari kemudian,ia kembali kekediaman abunawas,dengan wajah berkerut.
3 hari kemudian,ia kembali kekediaman abunawas,dengan wajah berkerut.
abunawas : “bagaimana fulan,sudah bertambah luaskah kediamanmu?”
si lelaki : “boro boro ya abu.apa kamu yakin idemu ini tidak salah?rumahku tambah kacau dengan adanya kedua ekor ayam itu.mereka membuat keributan dan kotorannya berbau tak sedap.”
abu nawas : “( sambil tersenyum ) kalau begitu tambahkan sepasang bebek dan buatkan kandang didalam rumahmu.lalu kembali 3 hari lagi.”
silelaki terperanjat.kemarin ayam sekarang bebek,memangnya rumahnya peternakan?.atau sicerdik abunawas ini sedang kumat jahilnya?namun seperti pertama kali,ia tak berani membantah,karena ingat reputasi abunawas yang selalu berhasil memecahkan berbagai masalah.pergilah ia ke pasar,dibelinya sepasang bebek,lalu dibuatkannya kandang didalam rumahnya.
setelah 3 hari ia kembali menemuai abunawas.
setelah 3 hari ia kembali menemuai abunawas.
abu nawas : “bagaimana fulan,kediamanmu sedah mulai terasa luas atau belum ?”
si lelaki : “aduh abu,ampun,jangan kau menegerjai aku.saat ini adalah saat paling parah selama aku tinggal dirumah itu.rumahku sekarang sangat mirip pasar unggas,sempit,padat,dan baunya bukan main.”
abunawas : “waah,bagus kalau begitu.tambahkan seekor kambing lagi.buatkan ia kandang didalam rumahmu juga.lalu kembali kesini 3 hari lagi.”
si lelaki : “apa kau sudah gila abu ?kemarin ayam,bebek dan sekarang kambing.apa tidak ada cara lain yang lebih normal?”
abunawas : “lakukan saja,jangan membantah.”
lelaki itu tertunduk lesu,bagaimanapun juga yang memberi ide adalah abunawas,sicerdik pandai yang tersohor.maka dengan pasrah pergilah ia ke pasar dan membeli seekor kambing,lalu ia membuatkan kandang didalam rumahnya.
3 hari kemudian dia kembali menemui abunawas
abunawas : “bagaimana fulan ? sudah membesarkah kediamanmu ?”
si lelaki : “rumahku sekarang benar2 sudah jadi neraka.istriku mengomel sepanjang hari,anak2 menangis, semua hewan2 berkotek dan mengembik,bau,panas,sumpek,betul2 parah ya abu.tolong aku abu,jangan suruh aku beli sapi dan mengandangkannya dirumahku,aku tak sanggup ya abu.”
abu nawas : “baiklah,kalau begitu,pulanglah kamu,lalu juallah kambingmu kepasar,besok kau kembali untuk menceritakan keadaan rumahmu.”
si lelaki pulang sambil bertanya2 dalam hatinya,kemarin disuruh beli,sekarang disuruh jual,apa maunya si abunawas.namun,ia tetap menjual kambingnya kepasar.keesokan harinya ia kembali kerumah abunawas.
abu nawas : “bagaimana kondisi rumahmu hari ini ?”
si lelaki :”yah,lumayan lah abu,paling tidak bau dari kambing dan suara embikannya yang berisik sudah tak kudengar lagi.”
abu nawas : “kalau begitu juallah bebek2mu hari ini,besok kau kembali kemari”
abu nawas : “kalau begitu juallah bebek2mu hari ini,besok kau kembali kemari”
si lelaki pulang kerumahnya dan menjual bebek2nya kepasar.esok harinya ia kembali kerumah abunawas
abunawas : “jadi,bagaimana kondisi rumahmu hari ini?”
si lelaki : “syukurlah abu,dengan perginya bebek2 itu,rumahku jadi jauh lebih tenang dan tidak terlalu sumpek dan bau lagi.anak2ku juga sudah mulai berhenti menangis.”
abunawas.bagus.”kini juallah ayam2mu kepasar dan kembali besok ”
si lelaki pulang dan menjual ayam2nya kepasar.keesokan harinya ia kembali dengan wajah yang berseri2 kerumah abunawas
abunawas : “kulihat wajahmu cerah hai fulan,bagaimana kondisi rumahmu saat ini?”
si lelaki :”alhamdulillah ya abu,sekarang rasanya rumahku sangat lega karena ayam dan kandangnya sudah tidak ada.kini istriku sudah tidak marah2 lagi,anak2ku juga sudah tidak rewel.”
abunawas : “(sambil tersenyum) nah nah,kau lihat kan,sekarang rumahmu sudah menjadi luas padahal kau tidak menambah bangunan apapun atau memperluas tanah banguanmu.sesungguhnya rumahmu itu cukup luas,hanya hatimu sempit sehingga kau tak melihat betapa luasnya rumahmu.mulai sekarang kau harus lebih banyak bersyukur karena masih banyak orang yang rumahnya lebih sempit darimu.sekarang pulanglah kamu,dan atur rumah tanggamu,dan banyak2lah bersyukur atas apa yang dirizkikan tuhan padamu,dan jangan banyak mengeluh.”
silelaki pun termenung sadar atas segala kekeliruannya,ia terpana akan kecendikiaan sang tokoh dan mengucap terima kasih pada abunawas
PERKARA SI BUNGKUK DAN SI PANJANG
Mashudulhakk arif bijaksana dan pandai memutuskan perkara-perkara yang sulit sebagai ternyata dari contoh yang di bawah ini:
Hatta maka berapa lamanya Masyhudulhakk pun besarlah. Kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu. Maka pada suatu hari adalah dua orang laki-istri berjalan. Maka sampailah ia kepada suatu sungai. Maka dicaharinya perahu hendak menyeberang, tiada dapat perahu itu. Maka ditantinya 1) kalau-kalau ada orang lalu berperahu. Itu pun tiada juga ada lalu perahu orang. Maka ia pun berhentilah di tebing sungai itu dengan istrinya. Sebermula adapun istri orang itu terlalu baik parasnya. Syahdan maka akan suami perempuan itu sudah tua, lagi bungkuk belakangnya. Maka pada sangka orang tua itu, air sungai itu dalam juga. Katanya, "Apa upayaku hendak menyeberang sungai ini?"
Maka ada pula seorang Bedawi duduk di seberang sana sungai itu. Maka kata orang itu, "Hai tuan hamba, seberangkan apalah kiranya hamba kedua ini, karena hamba tiada dapat berenang; sungai ini tidak hamba tahu dalam dangkalnya." Setelah didengar oleh Bedawi kata orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya perempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya, "Untunglah sekali ini!"
Maka Bedawi itu pun turunlah ia ke dalam sungai itu merendahkan dirinya, hingga lehernya juga ia berjalan menuju orang tua yang bungkuk laki-istri itu. Maka kata orang tua itu, "Tuan hamba seberangkan apalah 2) hamba kedua ini. Maka kata Bedawi itu, "Sebagaimana 3) hamba hendak bawa tuan hamba kedua ini? Melainkan seorang juga dahulu maka boleh, karena air ini dalam."
Maka kata orang tua itu kepada istrinya, "Pergilah diri dahulu." Setelah itu maka turunlah perempuan itu ke dalam sungai dengan orang Bedawi itu. Arkian maka kata Bedawi itu, "Berilah barang-barang bekal-bekal tuan hamba dahulu, hamba seberangkan." Maka diberi oleh perempuan itu segala bekal-bekal itu. Setelah sudah maka dibawanyalah perempuan itu diseberangkan oleh Bedawi itu. Syahdan maka pura-pura diperdalamnya air itu, supaya dikata 4) oleh si Bungkuk air itu dalam. Maka sampailah kepada pertengahan sungai itu, maka kata Bedawi itu kepada perempuan itu, "Akan tuan ini terlalu elok rupanya dengan mudanya. Mengapa maka tuan hamba berlakikan orang tua bungkuk ini? Baik juga tuan hamba buangkan orang bungkuk itu, agar supaya tuan hamba, hamba ambit, hamba jadikan istri hamba." Maka berbagai-bagailah katanya akan perempuan itu.
Maka kata perempuan itu kepadanya, "Baiklah, hamba turutlah kata tuan hamba itu."
Maka apabila sampailah ia ke seberang sungai itu, maka keduanya pun mandilah, setelah sudah maka makanlah ia keduanya segala perbekalan itu. Maka segala kelakuan itu semuanya dilihat oleh orang tua bungkuk itu dan segala hal perempuan itu dengan Bedawi itu.
Kalakian maka heranlah orang tua itu. Setelah sudah ia makan, maka ia pun berjalanlah keduanya. Setelah dilihat oleh orang tua itu akan Bedawi dengan istrinya berjalan, maka ia pun berkata-kata dalam hatinya, "Daripada hidup melihat hal yang demikian ini, baiklah aku mati."
Setelah itu maka terjunlah ia ke dalam sungai itu. Maka heranlah ia, karena dilihatnya sungai itu aimya tiada dalam, maka mengarunglah ia ke seberang lalu diikutnya Bedawi itu. Dengan hal yang demikian itu maka sampailah ia kepada dusun tempat Masyhudulhakk itu.
Maka orang tua itu pun datanglah mengadu kepada Masyhudulhakk. Setelah itu maka disuruh oleh Masyhudulhakk panggil Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun datanglah dengan perempuan itu. Maka kata Masyhudulhakk, "Istri siapa perempuan ini?"
Maka kata Bedawi itu, "Istri hamba perempuan ini. Dari kecil lagi ibu hamba pinangkan; sudah besar dinikahkan dengan hamba."
Maka kata orang tua itu, "Istri hamba, dari kecil nikah dengan hamba."
Maka dengan demikian jadi bergaduhlah mereka itu. Syahdan maka gemparlah. Maka orang pun berhimpun, datang melihat hal mereka itu ketiga. Maka bertanyalah Masyhudulhakk kepada perempuan itu, "Berkata benarlah engkau, siapa suamimu antara dua orang laki-laki ini?"
Maka kata perempuan celaka itu, "Si Panjang inilah suami hamba."
Maka pikirlah 5) Masyhudulhakk, "Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu.
Maka diperjauhkannyalah laki-laki itu keduanya. Arkian maka diperiksa pula oleh Masyhudulhakk. Maka kata perempuan itu, "Si Panjang itulah suami hamba."
Maka kata Masyhudulhakk, "Jika sungguh ia suamimu siapa mentuamu laki-laki dan siapa mentuamu perempuan dan di mana tempat duduknya?"
Maka tiada terjawab oleh perempuan celaka itu. Maka disuruh oleh Masyhudulhakk perjauhkan. Setelah itu maka dibawa pula si Panjang itu. Maka kata Masyhudulhakk, "Berkata benarlah engkau ini. Sungguhkah perempuan itu istrimu?"
Maka kata Bedawi itu, "Bahwa perempuan itu telah nyatalah istri hamba; lagi pula perempuan itu sendiri sudah berikrar, mengatakan hamba ini tentulah suaminya."
Syahdan maka Masyhudulhakk pun tertawa, seraya berkata, “Jika sungguh istrimu perempuan ini, siapa nama mentuamu laki-laki dan mentuamu perempuan, dan di mana kampung tempat ia duduk?"
Maka tiadalah terjawab oleh laki-laki itu. Maka disuruh oleh Masyhudulhakk jauhkan laki-laki Bedawi itu. Setelah itu maka dipanggilnya pula orang tua itu. Maka kata Masyhudulhakk, "Hai orang tua, sungguhlah perempuan itu istrimu sebenar-benamya?"
Maka kata orang tua itu, "Daripada mula awalnya." Kemudian maka dikatakannya, siapa mentuanya laki-laki dan perempuan dan di mana tempat duduknya
Maka Masyhudulhakk dengan sekalian orang banyak itu pun tahulah akan salah Bedawi itu dan kebenaran orang tua itu. Maka hendaklah disakiti oleh Masyhudulhakk akan Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun mengakulah salahnya. Demikian juga perempuan celaka itu. Lalu didera oleh Masyhudulhakk akan Bedawi itu serta dengan perempuan celaka itu seratus kali. Kemudian maka disuruhnya tobat Bedawi itu, jangan lagi ia berbuat pekerjaan demikian itu.
Maka bertambah-tambah masyhurlah arif bijaksana Masyhudulhakk itu.
Catatan:
Asal hikayat ini cerita dalam bahasa Sangsekerta, yang bernama Mahaummagajataka. Cerita itu disalin misalnya ke bahasa Singgala (Sailan) dan Tibet. Dalam bahasa Aceh terkenal dengan nama Medehaka.
Nama Mahasyodhak Masyhudhak atau Masyhudu'lhakk asalnya kata India Mahosyadha, yaitu maha dan usyadha (obat besar).
Kutipan ini dari salah satu naskah lama (Collectie v.d. Wall) dengan diubah di sana-sini setelah dibandingkan dengan buku yang diterbitkan oleh A.F. v.d. Wall (menurut naskah yang lain dalam kumpulan yang tersebut).
Dalam Volksalmanak Melayu 1931 (Balai Pustaka) isi naskah yang dipakai v.d. Wall itu diringkaskan dan sambungannya dimuat pula, dengan alamat "Masyudhak".
1. Dinantinya.
2. Atau: apalah kiranya.
3. Biasanya: bagaimana.
4. Lebih baik: dikatakan.
5. Maka pikir Masyhudu'lhakk atau maka berpikirlah Masyhudu'lhakk.
atau klik link dibawah ini.
Macam-macam Majas
Macam-macam Majas
Dalam penggunaan bahasa, untuk berbagai keperluan, baik lisanmaupun tulisan, baik resmi maupun tidak resmi, kita sering meng-gunakan atau menemukan penggunaan majas. Penggunaan majastersebut salah satunya untuk mengungkapkan suatu maksud.Untuk mempermudah pemahaman Anda, di bawah ini akandiuraikan macam-macam majas, sebagai berikut.
1.Litotes
Majas yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuanmerendahkan diri. Sesuatu hal dinyatakan kurang dari keadaan sebe-narnya atau suatu pikiran dinyatakan dengan menyangkal lawankatanya. Contoh:a.Kedudukan saya ini tidak ada artinya sama sekali.b.Apa yang kami hadiahkan ini sebenarnya tidak ada artinyasama sekali bagimu.
2.Paradoks
Majas yang mengandung pertentangan nyata dengan fakta-faktayang ada. Paradoks dapat juga berarti semua hal yang menarik perha-tian karena kebenarannya. Contoh:a.Ia mati kelaparan di tengah-tengah kekayaan yangberlimpah-limpah.b.Dina merasa kesepian di tengah-tengah keramaian kota.
3.Pleonasme
Majas ini mempergunakan kata-kata lebih banyak daripada yangdiperlukan. Contoh:a.Saya telah mendengar hal itu dengan telinga saya sendiri.b.Saya melihat kejadian itu dengan mata kepala sayasendiri.
4.Elipsis
Majas ini berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yangdengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca ataupendengar, sehingga struktur gramatikal atau kalimatnya memenuhipola yang berlaku. Contoh:Masihkah kau tidak percaya bahwa dari segi fisik engkautak apa-apa, badanmu sehat; tetapi psikis ... .
5.Metonimia
Majas ini mempergunakan sebuah kata untuk menyatakan suatuhal lain, karena mempunyai pertalian yang sangat dekat. Contoh:Pena lebih berbahaya dari pedang.
6.Persamaan atau simile
Majas ini mengandung perbandingan yang bersifat eksplisit. Yangdimaksud dengan perbandingan yang bersifat eksplisit adalah lang-sung menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. Untuk itu, iamemerlukan upaya yang secara eksplisit menunjukkan kesamaanitu, yaitu kata-kata:
seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana,
dansebagainya. Contoh:a.Kikirnya seperti kepiting batu.b.Mukanya merah laksana kepiting rebus.
7.Metafora
Majas ini semacam analogi yang membandingkan dua hal secaralangsung, tetapi dalam bentuk yang singkat:
bunga bangsa, buaya darat, buah hati, cindera mata,
dan sebagainya. Makna sebuahmetafora dibatasi oleh sebuah konteks. Contoh:Perahu itu menggergaji ombak.
8.Personifikasi
Majas kiasan yang menggambarkan benda-benda mati seolah-olah memiliki sifat-sifat kemanusiaan. Personifikasi (penginsanan)merupakan suatu corak khusus dari metafora, yang mengiaskanbenda-benda mati bertindak, berbuat, berbicara seperti manusia.Contoh:a.Angin yang meraung di tengah malam yang gelap itumenambah lagi ketakutan kami.b.Kata-katanya tajam seperti mata pisau.
9.Ironi atau sindiran
Majas ini ingin mengatakan sesuatu dengan makna atau maksudberlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian kata-katanya.Contoh:a.Saya tahu Anda adalah seorang gadis yang paling cantik di dunia ini yang perlu mendapat tempat terhormat!b.Kamu datang sangat tepat waktu, sudah 5 mobil tujuankita melintas.
10.Sinisme
Sinisme adalah sindiran yang berbentuk kesangsian yangmengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati. Contoh:Tidak diragukan lagi bahwa Andalah orangnya, sehinggasemua kebijaksanaan terdahulu harus dibatalkan se-luruhnya!
11.Sarkasme
Majas ini lebih kasar dari ironi dan sinisme. Majas sarkasmemengandung kepahitan dan celaan yang getir. Contoh:a.Mulut harimau kau!b.Lihat sang Raksasa itu! (maksudnya si Cebol)
12.Sinekdoke
Semacam bahasa figuratif yang mempergunakan sebagian darisesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan
(pars pro toto)
ataumempergunakan keseluruhan untuk menyatakan sebagian (
totem pro parte
). Contoh:a.Setiap kepala dikenakan sumbangan sebesar Rp 1.000,00(pars pro toto).b.Pertandingan sepak bola antara Indonesia melawan Ma-laysia berakhir dengan kemenangan Indonesia (totempro parte
13.Hiperbola
Majas yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan,dengan membesar-besarkan sesuatu hal. Contoh:a.Kemarahanku sudah menjadi-jadi hingga hampirmeledak kepalaku.b.Sudilah tuan mampir di gubuk sederhana saya.
14. Eufimisme
Majas yang menyatakan sesuatu dengan ungkapan yang lebihhalus. Contoh:a.Untuk menjaga kesetabilan ekonomi, pemerintah me-netapkan kebijakan penyesuaian harga BBM. (kenaikanharga).b.Untuk mengatasi masalah keuangan, perusahaan itumerumahkan sebagian karyawannya. (mem-PHK).
15. Litotes
Majas yang menyatakan sesuatu lebih rendah dengan keadaansebenarnya. Contoh: Apalah artinya saya ini, sedikit yang bisa saya sumbang-kan bagi generasi bangsaku.
16. Retoris
Majas ini berupa pertanyaan yang tidak menuntut suatu jawaban.Contoh:Bukankah kita ini bangsa yang beragam adat, suku, danbudaya, mengapa hendak diseragamkan?
atau klik dibawah ini :)
Langganan:
Postingan (Atom)